Gerakanpembaruan di Indonesia merupakan salah satu contoh berkembangnya Islam di Indonesia. Sejarah telah membuktikan bahwa tidak ada masyarakat yang statis, semua pasti mengalami perubahan dan perkembangan. Secara garis besar ada dua bentuk gerakan pembaharuan Islam di Indonesia: (1) Gerakan pendidikan dan sosial, (2) gerakan politik. 1.

– Kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara memiliki peran penting dalam proses terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara. Tahukah kamu bagaimana proses terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara? Jaringan keilmuan di nusantara Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, faktor terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara terkait istana sebagai pusat kekuasaan dan pendidikan. Serta berkembangnya pendidikan Islam di istana-istana raja menjadi pendorong munculnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat nusantara. Lalu bagaimana proses terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara? Baca juga Perkembangan Islam di Indonesia Perkembangan lembaga pendidikan dan pengajaran di masjid-masjid kesultanan sangat ditentukan oleh dukungan penguasa. Sultan kerajaan Islam mendanai kegiatan-kegiatan masjid, mendatangkan para ulama baik dari kalangan pribumi maupun dari mancanegara terutama Timur Tengah. Para ulama berfungsi sebagai pejabat-pejabat negara yang memberikan pengajaran agama Islam di masjid-masjid negara di istana sultan. Para sultan dan pejabat tinggi menimba ilmu dari para ulama. Setelah terbentuk berbagai ulama hasil didikan dari istana-istana, maka murid-murid melakukan pendidikan ke tingkatan yang lebih luas. Para murid ulama melakukan pendidikan di rumah-rumah ulama untuk masyarakat umum, khususnya sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttab di wilayah Arab. Kuttab adalah lembaga pendidikan dasar di Arab sejak masa Nabi Muhammad SAW yang mengambil tempat di rumah-rumah ulama. Sedangkan di nusantara pendidikan dasar berlangsung di rumah-rumah guru. Baca juga Pengaruh Islam di Indonesia Pelajaran yang diberikan terutama membaca Al Qur’an, menghafal ayat-ayat pendek dan belajar bacaan salat lima waktu. Diperkirakan, ini sama tuanya dengan kehadiran Islam di nusantara. Di nusantara, masjid-masjid di pemukiman penduduk yang dikelola swadaya oleh masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum. Di sinilah terjadi demokratisasi pendidikan dalam sejarah Islam di nusantara. Karena memiliki tingkat otonomi dan kebebasan tertentu, proses pendidikan dan pengajaran di masjid mengalami perkembangan. Bahkan berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang kompleks seperti meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan dan pesantren di Jawa. Jaringan keilmuan di nusantara terbentuk mulai dari Malaka, Johor, Aceh Darussalam, Minangkabau, Palembang, Demak, Cirebon, Banten, Pajang, Mataram, Gota-Tallo, Bone, Ternate, Tidore, Banjar, Papua dan lainnya. Surau Gadang Syekh Burhanuddin di Jorong Tanjung Medan, Kenagarian Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Baca juga Teori Masuknya Islam di Nusantara Jaringan keilmuan menyatukan nusantara Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam telah menyatukan wilayah nusantara yang sangat luas. Dua hal yang mempercepat proses penyatuan nusantara adalah penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu lingua franca. Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan Islam di nusantara ditulis dalam aksara Arab baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Melayu atau Jawa. Aksara Arab disebut dengan banyak sebutan seperti huruf Jawi di Melayu dan huruf pegon di Jawa. Luasnya penguasaan aksara Arab ke nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan baca tulis. Pada 1579, orang Spanyol merampas sebuah kapal kecil dari Brunei. Orang Spanyol itu menguji kemampuan menulis orang-orang Melayu yang menyatakan diri sebagai budak-budak sultan. Dua dari tujuh orang dapat menulis dan semuanya mampu membaca surat kabar berbahasa Melayu. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram “ News Update”, caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Klik Untuk Melihat Jawaban Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar.. Answered by syafa1273 on Fri, 13 May 2022 015032 +0700 with category Fisika and was viewed by 345 other users Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu – Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik. – Faktor eksternal, adalah masyarakat pada merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan. Baca Juga Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​ Apa itu Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu. Pada bagian ini kamu akan memahami hubungan antara Istana sebagai pusat kekuasaan dan pendidikan. Perkembangan lembaga pendidikan dan pengajaran di masjid-masjid kesultanan sangat ditentukan oleh dukungan penguasa. Sultan bukan saja mendanai kegiatan-kegiatan masjid, tetapi juga mendatangkan para ulama, baik dari mancanegara, terutama Timur Tengah, maupun dari kalangan ulama pribumi sendiri. Para ulama yang kemudian juga difungsikan sebagai pejabat-pejabat negara, bukan saja memberikan pengajaran agama Islam di masjid-masjid negara, tetapi juga di istana sultan. Para sultan dan pejabat tinggi rupanya juga menimba ilmu dari para ulama. Seperti halnya yang terjadi di Kerajaan Islam Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka. Ketika Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran dalam bidang politik, tradisi keilmuannya tetap berlanjut. Samudera Pasai terus berfungsi sebagai pusat studi Islam di Nusantara. Namun, ketika Kerajaan Malaka telah masuk Islam, pusat studi keislaman tidak lagi hanya dipegang oleh Samudera Pasai. Malaka kemudian juga berkembang sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara, bahkan mungkin dapat dikatakan berhasil menyainginya. Kemajuan ekonomi Kerajaan Malaka telah mengundang banyak ulama dari mancanegara untuk berpartisipasi dengan lebih intensif dalam proses pendidikan dan pembelajaran agama Islam. Kerajaan Malaka dengan giat melaksanakan pengajian dan pendidikan Islam. Hal itu terbukti dengan berhasilnya kerajaan ini dalam waktu singkat melakukan perubahan sikap dan konsepsi masyarakat terhadap agama, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan dan pengakaran itu sebagian berlangsung di kerajaan. Perpustakaan sudah tersedia di istana dan difungsikan sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa Arab ke bahasa Melayu. Karena perhatian kerajaan yang tinggi terhadap pendidikan Islam, banyak ulama dari mancanegara yang datang ke Malaka, seperti dari Afghanistan, Malabar, Hindustan, dan terutama dari Arab. Banyaknya para ulama besar dari berbagai negara yang mengajar di Malaka telah menarik para penuntut ilmu dari berbagai kerajaan Islam di Asia Tenggara untuk datang. Dari Jawa misalnya, Sunan Bonang dan Sunan Giri pernah menuntut ilmu ke Malaka dan setelah menyelesaikan pendidikannya mereka kembali ke Jawa dan mendirikan lembaga pendidikan Islam di tempat masing-masing. Hubungan antar kerajaan Islam, misalnya Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh Darussalam, sangat bermakna dalam bidang budaya dan keagamaan. Ketiganya tersohor dengan sebutan Serambi Mekkah dan menjadi pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam di Indonesia. Untuk mengintensifkan proses Islamisasi, para ulama telah mengarang, menyadur, dan menerjemahkan karya- karya keilmuan Islam. Sultan Iskandar Muda adalah raja yang sangat memperhatikan pengembangan pendidikan dan pengajaran agama Islam. Ia mendirikan Masjid Raya Baiturrahman, dan memanggil Hamzah al Fanzuri dan Syamsuddin as Sumatrani sebagai penasihat. Syekh Yusuf al Makassari ulama dari Kesultanan Goa di Sulawesi Selatan pernah menuntut ilmu di Aceh Darussalam sebelum melanjutkan ke Mekkah. Melalui pengajaran Abdur Rauf as Singkili telah muncul ulama Minangkabau Syekh Burhanuddin Ulakan yang terkenal sebagai pelopor pendidikan Islam di Minangkabau dan Syekh Abdul Muhyi al Garuti yang berjasa menyebarkan pendidikan Islam di Jawa Barat. Karya-karya susastra dan keagamaan dengan segera berkembang di kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan-kerajaan Islam itu telah merintis terwujudnya idiom kultural yang sama, yaitu Islam. Hal itu menjadi pendorong terjadinya interaksi budaya yang makin erat. Di Banten, fungsi istana sebagai lembaga pendidikan juga sangat mencolok. Bahkan pada abad ke-17, Banten sudah menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam di pulau Jawa. Para ulama dari berbagai negara menjadikan Banten sebagai tempat untuk belajar. Martin van Bruinessen menyatakan, “Pendidikan agama cukup menonjol ketika Belanda datang untuk pertama kalinya pada 1596 dan menyaksikan bahwa orang-orang Banten memiliki guru-guru yang berasal dari Mekkah”. Di Palembang, istana keraton juga difungsikan sebagai pusat sastra dan ilmu agama. Banyak Sultan Palembang yang mendorong perkembangan intelektual keagamaan, seperti Sultan Ahmad Najamuddin I 1757-1774 dan Sultan Muhammad Baha’uddin 1774-1804. Pada masa pemerintahan mereka, telah muncul banyak ilmuwan asal Palembang yang produktif melahirkan karya- karya ilmiah keagamaan ilmu tauhid, ilmu kalam, tasawuf, tarekat, tarikh, dan al-Qur’an. Perhatian sultan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam tercermin pada keberadaan perpustakaan keraton yang memiliki koleksi yang cukup lengkap dan rapi. Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam, telah berhasil menyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas. Dua hal yang mempercepat proses itu yaitu penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu lingua franca. Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan Islam di Nusantara ditulis dalam aksara Arab, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Melayu atau Jawa. Aksara Arab itu disebut dengan banyak sebutan, seperti huruf Jawi di Melayu dan huruf pegon di Jawa. Luasnya penguasaan aksara Arab ke Nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan baca tulis yang mereka jumpai. Pada 1579, orang Spanyol merampas sebuah kapal kecil dari Brunei. Orang Spanyol itu menguji apakah orang-orang Melayu yang menyatakan diri sebagai budak-budak sultan itu dapat menulis. Dua dari tujuh orang itu dapat menulis, dan semuanya mampu membaca surat kabar berbahasa Melayu sendiri-sendiri. Berkembangnya pendidikan Islam di istana-istana raja seolah menjadi pendorong munculnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat. Setelah terbentuknya berbagai ulama hasil didikan dari istana-istana, maka murid-muridnya melakukan pendidikan ke tingkatan yang lebih luas, dengan dilangsungkannya pendidikan di rumah-rumah ulama untuk masyarakat umum, khususnya sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttâb di wilayah Arab. Sebagaimana kuttâb lembaga pendidikan dasar di Arab sejak masa Rasulullah yang biasa mengambil tempat di rumah-rumah ulama, di Nusantara pendidikan dasar berlangsung di rumah-rumah guru. Pelajaran yang diberikan terutama membaca al-Qur’an, menghafal ayat-ayat pendek, dan belajar bacaan salat lima waktu. Dan ini diperkirakan sama tuanya dengan kehadiran Islam di wilayah ini. Di Nusantara, masjid-masjid yang berada di permukiman penduduk yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum. Di sinilah terjadi demokratisasi pendidikan dalam sejarah Islam. Demikianlah yang terjadi di wilayah-wilayah Islam di Nusantara, seperti Malaka dan kemudian Johor, Aceh Darussalam, Minangkabau, Palembang, Demak, Cirebon, Banten, Pajang, Mataram, Gowa-Tallo, Bone, Ternate, Tidore, Banjar, Papua dan lain sebagainya. Bahkan mungkin karena memiliki tingkat otonomi dan kebebasan tertentu, di masjid proses pendidikan dan pengajaran mengalami perkembangan. Tidak jarang di antaranya berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang cukup kompleks, seperti meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan dan pesantren di Jawa. Sumber Sejarah SMA/MA X Kelas Kemdikbud 2014

BagaimanaPerkembangan Pendidikan Indonesia Di Tahun 2012 Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks. Menurut, S. Nasution (dalam Jumari (2007) menyebutkan bahwa perubahan kurikulum mengikuti dua prosedur, yaitu Administrative approach dan Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang jaringan keilmuan di nusantara, terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara, terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan, ulama nusantara, islam dan jaringan perdagangan antar pulau. Pada bagian ini kamu akan memahami hubungan antara Istana sebagai pusat kekuasaan dan pendidikan. Perkembangan lembaga pendidikan dan pengajaran di masjid-masjid kesultanan sangat ditentukan oleh dukungan penguasa. Sultan bukan saja mendanai kegiatan-kegiatan masjid, tetapi juga mendatangkan para ulama, baik dari mancanegara, terutama Timur Tengah, maupun dari kalangan ulama pribumi sendiri. Para ulama yang kemudian juga difungsikan sebagai pejabat-pejabat negara, bukan saja memberikan pengajaran agama Islam di masjid-masjid negara, tetapi juga di istana sultan. Para sultan dan pejabat tinggi rupanya juga menimba ilmu dari para ulama. Seperti halnya yang terjadi di Kerajaan Islam Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka. Ketika Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran dalam bidang politik, tradisi keilmuannya tetap berlanjut. Samudera Pasai terus berfungsi sebagai pusat studi Islam di Nusantara. Namun, ketika Kerajaan Malaka telah masuk Islam, pusat studi keislaman tidak lagi hanya dipegang oleh Samudera Pasai. Malaka kemudian juga berkembang sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara, bahkan mungkin dapat dikatakan berhasil menyainginya. Kemajuan ekonomi Kerajaan Malaka telah mengundang banyak ulama dari mancanegara untuk berpartisipasi dengan lebih intensif dalam proses pendidikan dan pembelajaran agama Islam. Kerajaan Malaka dengan giat melaksanakan pengajian dan pendidikan Islam. Hal itu terbukti dengan berhasilnya kerajaan ini dalam waktu singkat melakukan perubahan sikap dan konsepsi masyarakat terhadap agama, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan sebagian berlangsung di kerajaan. Perpustakaan sudah tersedia di istana dan difungsikan sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa Arab ke bahasa Melayu. Karena perhatian kerajaan yang tinggi terhadap pendidikan Islam, banyak ulama dari mancanegara yang datang ke Malaka, seperti dari Afghanistan, Malabar, Hindustan, dan terutama dari Arab. Banyaknya para ulama besar dari berbagai negara yang mengajar di Malaka telah menarik para penuntut ilmu dari berbagai kerajaan Islam di Asia Tenggara untuk datang. Dari Jawa misalnya, Sunan Bonang dan Sunan Giri pernah menuntut ilmu ke Malaka dan setelah menyelesaikan pendidikannya mereka kembali ke Jawa dan mendirikan lembaga pendidikan Islam di tempat masing-masing. Hubungan antar kerajaan Islam, misalnya Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh Darussalam, sangat bermakna dalam bidang budaya dan keagamaan. Ketiganya tersohor dengan sebutan Serambi Mekkah dan menjadi pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam di Indonesia. Untuk mengintensifkan proses Islamisasi, para ulama telah mengarang, menyadur, dan menerjemahkan karya-karya keilmuan Islam. Sultan Iskandar Muda adalah raja yang sangat memperhatikan pengembangan pendidikan dan pengajaran agama Islam. Ia mendirikan Masjid Raya Baiturrahman, dan memanggil Hamzah al Fanzuri dan Syamsuddin as Sumatrani sebagai penasihat. Syekh Yusuf al Makassari ulama dari Kesultanan Goa di Sulawesi Selatan pernah menuntut ilmu di Aceh Darussalam sebelum melanjutkan ke Mekkah. Melalui pengajaran Abdur Rauf as Singkili telah muncul ulama Minangkabau Syekh Burhanuddin Ulakan yang terkenal sebagai pelopor pendidikan Islam di Minangkabau dan Syekh Abdul Muhyi al Garuti yang berjasa menyebarkan pendidikan Islam di Jawa Barat. Karya-karya susastra dan keagamaan dengan segera berkembang di kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan-kerajaan Islam itu telah merintis terwujudnya idiom kultural yang sama, yaitu Islam. Hal itu menjadi pendorong terjadinya interaksi budaya yang makin erat. Di Banten, fungsi istana sebagai lembaga pendidikan juga sangat mencolok. Pada abad ke-17, Banten sudah menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam di pulau Jawa. Para ulama dari berbagai negara menjadikan Banten sebagai tempat untuk belajar. Martin van Bruinessen menyatakan, “Pendidikan agama cukup menonjol ketika Belanda datang untuk pertama kalinya pada 1596 dan menyaksikan bahwa orang-orang Banten memiliki guru-guru yang berasal dari Mekkah”. Di Palembang, istana keraton juga difungsikan sebagai pusat sastra dan ilmu agama. Banyak Sultan Palembang yang mendorong perkembangan intelektual keagamaan, seperti Sultan Ahmad Najamuddin I 1757-1774 dan Sultan Muhammad Baha’uddin 1774-1804. Pada masa pemerintahan mereka, telah muncul banyak ilmuwan asal Palembang yang produktif melahirkan karya-karya ilmiah keagamaan ilmu tauhid, ilmu kalam, tasawuf, tarekat, tarikh, dan al- Qur’an. Perhatian sultan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam tercermin pada keberadaan perpustakaan keraton yang memiliki koleksi yang cukup lengkap dan rapi. Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam, telah berhasil menyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas. Dua hal yang mempercepat proses itu yaitu penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu lingua franca. Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan Islam di Nusantara ditulis dalam aksara Arab, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Melayu atau Jawa. Aksara Arab itu disebut dengan banyak sebutan, seperti huruf Jawi di Melayu dan huruf pegon di Jawa. Luasnya penguasaan aksara Arab ke Nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan baca tulis yang mereka jumpai. Pada 1579, orang Spanyol merampas sebuah kapal kecil dari Brunei. Orang Spanyol itu menguji apakah orang-orang Melayu yang menyatakan diri sebagai budak-budak sultan itu dapat menulis. Dua dari tujuh orang itu dapat menulis, dan semuanya mampu membaca surat kabar berbahasa Melayu sendiri-sendiri. Berkembangnya pendidikan Islam di istana-istana raja seolah menjadi pendorong munculnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat. Setelah terbentuknya berbagai ulama hasil didikan dari istana-istana, maka murid-muridnya melakukan pendidikan ke tingkatan yang lebih luas, dengan dilangsungkannya pendidikan di rumah-rumah ulama untuk masyarakat umum, khususnya sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttâb di wilayah Arab. Sebagaimana kuttâb lembaga pendidikan dasar di Arab sejak masa Rasulullah yang biasa mengambil tempat di rumah-rumah ulama, di Nusantara pendidikan dasar berlangsung di rumah-rumah guru. Pelajaran yang diberikan terutama membaca al-Qur’an, menghafal ayat-ayat pendek, dan belajar bacaan salat lima waktu. Dan ini diperkirakan sama tuanya dengan kehadiran Islam di wilayah ini. Di Nusantara, masjid-masjid yang berada di pemukiman penduduk yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum. Di sinilah terjadi demokratisasi pendidikan dalam sejarah Islam. Demikianlah yang terjadi di wilayah-wilayah Islam di Nusantara, seperti Malaka dan kemudian Johor, Aceh Darussalam, Minangkabau, Palembang, Demak, Cirebon, Banten, Pajang, Mataram, Gowa-Tallo, Bone, Ternate, Tidore, Banjar, Papua dan lain sebagainya. Bahkan mungkin karena memiliki tingkat otonomi dan kebebasan tertentu, di masjid proses pendidikan dan pengajaran mengalami perkembangan. Tidak jarang di antaranya berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang cukup kompleks, seperti meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan dan pesantren di Jawa. Untuk memperdalam tentang jaringan keilmuan ini kamu dapat membaca buku Taufik Abdullah dan Adrian B. Lapian, Indonesia dalam Arus Sejarah, jilid III dan Sartono Kartodirdjo. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 dari Emporium sampai Empirium.
Isiantersebut memang bercampur, namun masing-masing tetap menunjukkan independensinya dan saling meningkatkan posisi satu sama lain. Proses akulturasi tidak berjalan tunggal dan terjadi dengan dinamis. Contoh Akulturasi Budaya Islam Masuknya Islam di Nusantara juga turut memengaruhi akulturasi. Akulturasi tersebut nampak dalam berbagai hal.
ilustrasi penerapan wawasan nusantara dalam bidang pendidikan Wawasan nusantara merupakan cara pandang seseorang terhadap dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Wawasan nusantara perlu diterapkan dalam berbagai bidang, agar semakin tercipta kebersamaan yang bisa membangun masa depan. Salah satunya yaitu, dalam bidang belajar supaya kamu bisa menerapkannya dengan tepat, sehingga menghasilkan sesuatu yang baik untuk masa depan Berperan aktif dalam memajukan dunia pendidikan ilustrasi berperan aktif memajukan dunia pendidikan KrukovDunia pendidikan adalah salah satu hal yang mampu menjadi sarana untuk memajukan kualitas bangsa. Melalui pendidikan, setiap orang akan belajar tentang berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan. Pengalaman belajar tersebut, tentunya sangat berguna untuk menjalani kehidupan, baik dalam berkarier, urusan pribadi, hingga implementasi wawasan nusantara dalam bidang pendidikan, bisa dilakukan dengan cara ikut berperan aktif dalam memajukan dunia pendidikan. Bisa dengan cara menggunakan ilmunya untuk menciptakan karya, atau membantu sesama yang kurang mampu, agar memperoleh pendidikan Membentuk kedisiplinan diri dalam belajar dan mengajar ilustrasi kegiatan belajar mengajar FischerImplementasi wawasan nusantara di bidang pendidikan berikutnya, bisa kamu lakukan dengan cara membentuk kedisiplinan diri dalam kegiatan belajar dan mengajar. Bidang pendidikan, di dalamnya terdapat aktivitas belajar dan mengajar. Kedua hal tersebut juga saling adalah kegiatan yang perlu kedisiplinan dalam melakukannya. Mengajar pun demikian, seorang pengajar harus disiplin dalam mendidik anak bangsa. Kedisiplinan diri dalam kedua kegiatan ini, akan mengarahkan setiap orang menuju masa depan yang cemerlang. Tentu saja, suatu saat nanti akan memberikan dampak positif bagi kehidupan bangsa dan negara. Baca Juga Libatkan Negeri KPop, Ibu Kota Nusantara Dibangun Agustus 3. Menjaga sarana dan prasarana yang menunjang pendidikan ilustrasi menjaga sarana dan prasarana sekolah Danilyuk Pendidikan selalu membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Di sinilah implementasi wawasan nusantara juga bisa berfungsi, yaitu sebagai pendorong motivasi agar setiap orang bersedia bersama-sama menjaga sarana dan prasarana yang menunjang bidang kegiatan yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai, dapat mencetak generasi penerus menjadi lebih baik lagi ke depannya. Tumbuhkan sikap untuk lebih bertanggung jawab dalam menjaga segala fasilitas yang telah disediakan terkait pendidikan, agar bisa terus digunakan. Sehingga, generasi muda bisa belajar untuk mengembangkannya lagi. Dengan begitu, semakin hari dunia pendidikan dapat semakin Menumbuhkan semangat untuk melanjutkan pendidikan kepada mereka yang putus sekolah di tengah jalan ilustrasi memotivasi siswa untuk terus belajar BouabellouImplementasi wawasan nusantara dalam bidang pendidikan, tak hanya berfokus pada kemajuan pendidikannya saja. Akan tetapi, juga memiliki kepedulian yang tinggi kepada mereka yang putus sekolah, dikarenakan berbagai alasan, bisa karena biaya, jarak sekolah yang jauh, atau yang pun alasannya, sebagai wujud dari penerapan wawasan nusantara, setiap orang perlu peduli untuk membantu menumbuhkan semangat melanjutkan pendidikan kepada mereka yang berhenti sekolah. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, pendidikan pun bisa dilaksanakan di mana saja. Tumbuhkan semangat kepada mereka agar tetap belajar, baik di lembaga formal maupun nonformal. Bahkan, jika kamu mampu, kamu juga bisa membagikan ilmumu kepada mereka yang berkekurangan secara Saling menghargai dan menghormati selama proses pendidikan berlangsung ilustrasi bersikap saling menghargai dan menghormati ShuraevaMengenyam pendidikan, baik di sekolah formal maupun nonformal, pastinya kamu akan bertemu dengan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda. Implementasi wawasan nusantara dalam pendidikan merupakan hal yang perlu dijalankan. Tujuannya, supaya setiap orang memiliki sikap saling menghargai dan perlu memandang kekayaan dan jabatan. Ketika, masuk ke dunia pendidikan, semua orang memiliki tujuan yang sama yaitu, menuntut ilmu yang akan digunakan sebagai bekal meraih cita-cita di masa depan. Bertemanlah dengan siapa saja, berdiskusilah secara bijaksana. Jangan pernah mencampuri urusan pribadi orang lain, dan jangan pula berkata maupun bertindak yang dapat menyinggung wawasan nusantara perlu diupayakan dalam berbagai bidang. Salah satunya yaitu, pendidikan. Penjelasannya pun sudah diterangkan di atas. Kembangkan keserasian dalam dunia pendidikan. Saling membantulah agar pendidikan bisa rata didapatkan semua orang dari berbagai dalam memajukan bidang pendidikan, akan memberikan pandangan masa depan yang cemerlang. Memang tantangan bisa saja datang, tapi kebersamaan dalam proses perjuangan, mampu mengatasi segala kesulitan yang berasal dari berbagai kesadaran untuk mengimplementasikan wawasan nusantara dalam bidang pendidikan. Apalagi di era yang sudah semakin berkembang, serba modern, dan cepat. Pendidikan menjadi salah satu faktor penunjang kebahagiaan kehidupan. Maka, agar bangsa kita gak tertinggal dalam hal pendidikan, diperlukan keseriusan dalam pengimplementasian wawasan nusantara. Baca Juga 5 Tips Menjadi Seseorang yang Memiliki Wawasan Luas IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kegiatankewirausahaan menjadi salah satu cara untuk melakukan penyerapan tenaga kerja (pengusaha menyediakan lapangan kerja) sehingga hal ini membuat hubungan kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi semakin erat (Sugiarto, 2021). Di era revolusi industri 4.0, pertumbuhan teknologi dan informasi semakin berkembang pesat. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PEMERATAAN DAN PENYELARASAN TINGKAT PENDIDIKAN DI INDONESIAMendapatkan pendidikan adalah hak bagi seluruh manusia tanpa terkecuali. Melaui pendidikan, manusia akan mendapatkan pengetahuan dan tentunya semakin mengasah kemampuan diri. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang berbunyi warga negara berhak mendapatkan pendidikan. warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai. Sesuai Undang-undang 1945 pasal 31, setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan termasuk anak berkebutuhan khusus. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh setiap individu. Setiap Individu dengan segala keadaan dan kondisinya berhak untuk mendapatkan pendidikan, hal itu disebut dengan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif adalah penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua anak secara bersama dalam suatu iklim proses pembelajaran dengan layanan pendidikan yang layak dan sesuai kebutuhan individu tanpa membedakan anak dari latar belakang suku, ras, agama, status sosial, perekonomian, bahasa, geografis, gender, dan perbedaan fisik ataupun mental. Dalam Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas menyatakan bahwa "Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan pemenuhan pembelajaran secara inklusif, Indonesia masih memiliki beberapa pekerjaan ataupun tantangan yang harus dihadapi agar terciptanya pendidikan secara inklusif. Beberapa hambatan pemerintah dalam menjalankan pendidikan secara inklusif yakni sebagai pemahaman masyarakat tentang pendidikan secara pengetahuan dan keterampilan guru dalam mendidik anak berkebutuhan khusus. dan fasilitas yang kurang memadai dalam pembelajaran inklusif bagi anak berkebutuhan itu, permasalahan di Indonesia pada bidang pendidikan ialah masih terbilang kurang merata dan kualitas di setiap daerah memiliki kesenjangan. Sudah bukan menjadi rahasia umum jika terdapat kesenjangan untuk penerapan pendidikan di Indonesia, apalagi jika pembandingannya antar Pulau Jawa dan diluar Pulau Jawa. Adanya anggapan atau stigma masyarakat tentang pusatan pembangunan di Pulau Jawa terkadang terlihat kebenarannya. Tingkat pembangunan diluar Pulau Jawa masih terbilang rendah. Sehingga anggapan bahwa banyak daerah di Indonesia yang masih tertinggal benar adanya. Mulai dari pembangunan fasilitas umum seperti infrastuktur, fasilitas umum yang mencakup dibidang pendidikan, dan tingkat Pembangunan Manusianya. Di bidang pendidikan sendiri tingkat alokasinya pun masih tidak merata, banyak daerah-daerah terpencil yang masih sangat susah akses untuk mengenyam pendidikan. Hingga tak jarang banyak peserta didik yang harus mempertaruhkan nyawa untuk mengenyam pendidikan, misalnya saja mereka harus menyebrang pulau hanya dengan menggunakan perahu seadanya, melewati jembatan yang sudah tak layak bahkan dapat dikatakan sangat berbahaya sebab yang harus mereka seberangi ialah jurang dalam ataupun sungai yang memiliki arus deras, ataupun mereka yang harus melewati berkilo-kilo meter untuk tiba disekolah mereka. Fasilitas seperti bangunan sekolah yang layak juga menjadi sorotan di negeri ini. Banyak sekolah dimana kualitas bangunannya sangat memprihatikankan, hanya terbuat dari bahan seadanya dan sangat jarang atau bahkan tidak pernah ada perawatan membuatnya sangat memprihatikankan, sangat jauh sekali dengan ekspektasi Indonesia adalah negara yang kaya dan sejahtera. Ketidakefektifan pun amat jelas terasa. Ditambah lagi dengan kurangnya atau terbatasnya jumlah pengajar di luar Pulau Jawa. Indonesia kekurangan tenaga pendidik dalam hal kuantitas dan juga kualitas. Walaupun jumlah tenaga pendidiknya banyak akan tetapi kurang berkualitas maka pembelajaran pun dirasa kurang efektif dan begitu juga sebaliknya. Terkhusus di luar Pulau Jawa yang notabenenya masih kekurangan tenaga terdidik. Rembetan dari masalah tidak meratanya infrastruktur ialah penyaluran tenaga pendidik juga akan sulit dilakukan. Apalagi untuk daerah terpencil dan pelosok yang terkadang masih mengandalkan tenaga didik dari luar kota, maka penugasannya akan sulit dilakukan sebab tidak memadainya fasilitas data yang didapat, jumlah pengalokasian dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN untuk bidang pendidikan sebesar Rp 549,5 trilliun atau sekitar 20% dari APBN. Pengalokasian dana tersebut seperti penyediaan BOS Bantuan Operasioanal Sekolah, BOPTN Pemgalokasian Operasioanal PTN, bantuan pendidikan bagi siswa atau siswi yang kurang mampu melalui PIP dan KIP-Kuliah, penyediaan tunjangan guru dan dosen, serta mendukung reformasi sistem pendidikan dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas pendidikan. Diharapakan pemerintah dapat segera menemukan solusi agar terciptanya pemerataan pendidikan di negeri ini, serta terciptanya pemuda-pemudi yang unggul dan dapat bersaing dalam tingkat internasional 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya DalamMicrosot Edu Summit yang dilaksanakan sekitar bulan Desember 2019 yang lalu, Computational Thinking (CT) merupakan salah satu topik yang disampaikan oleh beberapa nara sumber. Bahkan CT merupakan salah satu hal yang diajukan untuk melengkapi 4 C's (Critical thinking & problem solving, Creativity, Communication & Collaboration) yang telah dikeluarkan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. A. PendahuluanMasalah dalam dunia pendidikan sangat luas dan kompleks. Pertama, karena sasarannya yaitu manusia, yang merupakan makhluk yang mengundang banyak teka-teki. Kedua, karena pendidikan juga harusm engantisipasi masa depan yang mengundang banyak pertanyaan padahal pemahaman dan pengetahuan tentang masa depan itu penting karena merupakan sebuah acuan dari segenap perubahan. Oleh karena itu, masalah pendidikan yang memiliki sifat pokok yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang timbul ketika praktek pendidikan di lapangan. Faktor yang akan mempengaruhi perkembangannya, diharapkan para pendidik bisa lebih memahami,memperjelas, dan mencari alternatif untuk pemecahan masalah yang muncul. Seperti permasalahan pendidikan yang actual serta upaya penanggulangannya diharapkan para pendidik memahami lebih baik masalah pendidikan yang dihadapi ketika berada di lapangan agar bisa menyelesaikan permasalahannya. Masyarakat perlu diberikan informasi yang bersifat memperjelas dan persuasif tentang makna pendidikan dasar. Pelaksanaan pendidikan dasar ini di lakukan secara Faktor yang Memengaruhi Berkembangnya Pendidikan di Indonesia1. Berkembangnya Nilai Budaya dan senia. Berkembangnya nilai budaya. Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mentransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lain. Tujuan pendidikan adalah untuk memelihara dan senantiasa meningkatkan kebudayaan itu sendiri. Pendidikan dapat menggeser budaya itu sendiri menjadi lebih baik dari generasi ke Berkembangnya nilai merupakan segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia untuk mewujudkan keindahan. Melalui seni, manusia dapat mengembangkan keinginan untuk menjadi ktreativitas yang ori dan keinginan untuk secara langsung dalam menemukan keindahan. Seni dapat dikembangkan melalui pendidikan seni, pendidikan seni sangat penting di sekolah-sekolah. Pendidikan seni baru dapat terpenuhi jika program studi lainnya sudah Pertumbuhan Penduduk 1 2 3 4 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Persembahankedua ditunjukan kepada mahasiswa dan mahasiswi prodi IPS semester dua dan empat, yang telah memberikan kecerian saat pembuatan makalah ini. 3. Ketiga saya ingin mempersembahkan makalah ini untuk semua yang saya sayangi, teman, sahabat, saudara tanpa terkecuali yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan di Indonesia pada masa pandemi COVID-19 merupakan suatu hal yangsedang dihadapi oleh pemerintah, para guru, siswa, dan orang tua siswa. Pendidikan diIndonesia saat ini sangat krusial, dimana para guru, dan siswa mengalami kesulitan. Gurukesulitan dalam mengajar secara daring, dan siswa kesulitan dalam proses pembelajaransecara daring. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatapmuka secara langsung menggunakan jaringan harus memastikan kegiatanbelajar mengajar berjalan dengan baik. Guru dituntut untuk berfikir kreatif dan dituntut untuk selalu mengikuti daring dan menyelesaikan tugas-tugas yangdiberikan. Orang tua sangat diperlukan saat pembelajaran daring, terlebih utama untuk anakyang berada ditingkat sekolah dasar. Jaringan dan ketersediaan Internet merupakan suatupenghambat dalam proses pembelajaran. Handphone, Laptop, dan alat elektronik lainnyasebagai penunjang dalam pembelajaran sangat terbatas. Orang tua memiliki peranan penting dalam memberikan fasilitas pendidikan seperti handphone, laptop, internet, kuotadan bahan-bahan untuk mengerjakan perkerjaan rumah lainnya. Pemerintah memilikiperanan dalam memberikan fasilitas seperti, handphone ataupun laptop kepada anak-anakyang kurang mampu, memberikan kuota kepada anak-anak sekolah dan memberikan danalebih untuk kebutuhan pokok sehari-hari bagi keluarga yang tidak mampu. Dibalik masalah dan keluhan tersebut, pendidikan di Indonesia pada masa pandemiCOVID-19 memiliki sisi positif. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasaiteknologi dalam menunjang pembelajaran secara daring. Guru maupun siswa dituntut bisadalam menguasai teknologi pembelajaran yang sangat beragam. Dengan adanya kebijakanwork from home WFH, mampu mempercepat penguasaan teknologi pembelajaran secaradigital dalam proses pembelajaran. Berbagai media pembelajaran jarak jauh dapat dicobadan digunakan. Contoh media pembelajaran adalah YouTube. Covid-19 menyebabkantransformasi di bidang pendidikan. Guru mengalami kesulitan dalam melaksanakanpembelajaran online. Hal ini disebabkan kurangnya media pembelajaran yang dapatmemudahkan siswa dalam belajar. Youtube dapat digunakan sebagai media pembelajaranyang membantu siswa belajar secara mandiri. Orang tua merasa terbantu dengan adanyamedia pembelajaran YouTube. Youtube dapat diakses dengan mudah. Selain itu, mediapembelajaran Youtube dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga orang tua tetapdapat menemani belajar walaupun sedang bekerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwamedia pembelajaran youtube efektif dalam proses pembelajaran video yang disajikan di Youtube harus disesuaikan dengan materi, usia,dan perkembangan psikologis siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami materiyang disajikan di Youtube. Dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus DiseaseCOVID-19. Melalui Pembelajaran Online ini, seorang pendidik dapat bertatap mukadengan siswanya melalui sebuah aplikasi yang dapat diakses melalui jaringan online tidak dapat dipisahkan dari media berbasis internet, karenapembelajaran online membutuhkan akses jaringan internet. Penggunaan media berbasis internet di era pandemi global merupakan hal yang dianggap urgen atau mendesak ditengah kebijakan pemerintah untuk menghindari keramaian dalam mengantisipasipenyebaran pandemi global. Pembelajaran online menghadirkan tantangan tersendiri bagipara guru. Sejumlah tantangan positif antara lain Pertama, mendemonstrasikankemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi dengan presentasi melalui Zoom, pemberian tugas melalui Google Classroom, dan pre-test atau post-test dengan kuis. Kedua,menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam batasan waktu. Hal ini dapatdilakukan dengan menyusun RPP yang berkualitas dan menyusun langkah-langkahpembelajaran yang detail. Guru dan siswa dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuaidengan ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah yang tepat dan akurat. Disini guru juga dituntut untuk mengatur waktu dengan baik. Ketiga, adalah bagaimana guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi siswayang berjauhan. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh guru yang memiliki visi yang jelasdalam pembelajaran dan mampu membentuk ikatan batin dengan siswa denganmenjalankan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator. Keempat, menyampaikan pesan menjadi anak tangguh, mengingat kondisi masyarakat sedang diujifisik dan mental akibat penyebaran Covid-19 yang berdampak pada pembelajaran siswayang serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan siswa harusmampu beradaptasi dengan hal-hal baru. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

berkembangbersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Rupert C. Lodge: “life is education and education is life”18, yang berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan itu adalah proses pendidikan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu – Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.– Faktor eksternal, adalah masyarakat pada merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan. .
  • 08lh2jloga.pages.dev/141
  • 08lh2jloga.pages.dev/316
  • 08lh2jloga.pages.dev/393
  • 08lh2jloga.pages.dev/24
  • 08lh2jloga.pages.dev/299
  • 08lh2jloga.pages.dev/309
  • 08lh2jloga.pages.dev/221
  • 08lh2jloga.pages.dev/120
  • 08lh2jloga.pages.dev/111
  • sebutkan dua hal yang mempercepat proses perkembangan pendidikan di nusantara